“Siapa
yang suka nasi padang tepuk tangan, prok prok prok. Siapa yang suka makan
rendang tepuk tangan, prok prok prok. Siapa yang suka makan, siapa yang suka
makan, siapa yang suka makan nasi padang tepuk tangan, prok prok prok.”
Lagu
ini emang enak banget dinyanyikan. Meski saya masih bertanya-tanya, ini lagu siapa
yang buat? Kok hampir semua orang tahu nadanya? Sayangnya saya sedang tidak
membahas mengenai lagu, tapi soal Nasi Padang.
Nasi dan Padang. Dua
kata yang tidak ada hubungannya, namun ketika disatukan langsung terbayang nasi
hangat yaang masih mengepul dipadu dengan gulai nangka nan gurih plus potongan rendang di atasnya. Yummy banget.
Meski
kuliner ini memakai embel-embel nama kota, namun persebarannya terbilang
merata. Dari Sabang sampai Merauke, Rumah Makan Padang bisa ditemukan, dengan ciri
khas tumpukan piring yang membentuk piramida Freemason. Aha, sebuah konspirasi!
Sebagai penggemar teori
konspirasi, saya tidak bisa tidak selalu memperhatikan hal-hal semacam ini. Kadang
sampai paranoid sendiri –lebay, jangan
percaya-, mungkinkah kemarin saya telah bertemu alien tapi tertangkap basah
oleh agen Kay dan agen Jay. Atau jangan-jangan saya merupakan mantan agen MIB?
Hmmm semuanya masih serba misterius.
Namun yang jelas, kita
tidak bisa membiarkan konspirasi Nasi Padang tetap menjadi rahasia tanpa
embel-embel kata umum di belakangnya. Sebagai langkah awal, marilah kita
kumpulkan dan belejeti barbuk serta
informasi yang sudah didapatkan.
Pertama, Nasi Padang
merupakan kuliner khas Indonesia yang mudah ditemukan di mana-mana. Dipastikan
setiap penduduk yang memiliki e-ktp Indonesia pernah melihat Rumah Makan Padang
-bukan makan Nasi Padang ya. Baik di jalan
maupun di internet.
Kedua, terdapat lauk
pendamping yang banyak. Berdasarkan catatan saya, menu yang bisa ditemukan di
sini yaitu rendang, telur dadar, berbagai macam gulai, perkedel, ayam pop dan
bakar, serta sambal ijo sebagai pelengkap. Cukup banyak ya. Paling tidak ada
lebih dari sepuluh macam lauk yang dapat dipilih, tergantung dari selera dan
isi dompet juga.
Dari data top-secret di atas dapat ditarik menjadi
sebuah analisa. Sebagai bagian dari Indonesia, pengusaha kuliner Nasi Padang
memiliki agenda tersembunyi yaitu mempopulerkan makna Bhinneka Tunggal Ika
dalam bentuk yang nyata dan dapat dirasakan kenikmatannya.
Saya membayangkan
puluhan tahun yang lalu para perintis kuliner Nasi Padang membahas permufakatan
ini di sebuah ruangan yang begitu gelap. Hanya kobaran lilin yang menerangi
mereka. Sesekali angin yang jahil menggoyang nyala lilin, membuat ruangan itu
makin remang layaknya adegan di
film-film thriller Hollywood.
Setelah
rapat yang panjang, akhirnya diputuskan menu apa saja yang wajib ada. Setiap
aspek sudah dipertimbangkan, mulai dari rasa hingga warna. Saya rasa inilah
alasan kenapa Nasi Padang tetap enak meski lauknya beragam. Makin banyak lauk
makin enak, dan makin banyak uang juga yang perlu dikeluarkan.
Sekarang
saatnya kita membedahnya lebih dalam lagi. Pertama soal penggunaan daging
beragam. Ini dapat diartikan sebagai jika Indonesia memiliki banyak suku.
Karena setiap suku punya budaya berbeda, maka olahan daging Nasi Padang dimasak
dengan cara yang berbeda. Ada yang dibakar, digoreng dan digulai.
Kedua
penggunaan daun singkong merupakan penyeimbang. Ingat kata dokter, perbanyak
makan sayur biar tidak sembelit. Oke, soal sayuran memang tidak nyambung tapi ini penting bagi
kesehatan. Jadi perbanyaklah makan sayur.
Dari uraian di atas
dapat ditarik kesimpulan jika agenda tersembunyi di balik Nasi Padang yaitu menggambarkan
enaknya Bhinneka Tunggal Ika sekaligus mengkampanyekan pentingnya makan sayur
setiap hari.
Saya
pikir, pembahasan mengenai konspirasi Nasi Padang tidak selesai sampai di sini.
Masih banyak fakta rahasia seputar kuliner ini, misalnya alasan kenapa nasi
lebih banyak kalau dibungkus dibanding makan di tempat, alasan rendang itu enak
banget, serta kenapa ada bule bikin
lagu Nasi Padang.
Soal
ini akan saya tulis lain kali. Karena saya sudah tidak cukup kuat menahan lapar.
Setelah kelar makan rendang, pasti saya lanjutkan. Sebagai penutup, jika kamu
tidak mempercayai analisa ini artinya
otak kamu masih normal dan dipastikan belum membaca filosofi dan makna dalam
makanan yang wajib diketahui oleh seluruh umat manusia.
Penulis:
Lebowski; Sumber gambar: HYPR LAB
1 komentar:
Write komentarwkwkwk ngakak bacanya
ReplyEmoticonEmoticon