Tidak ada yang spesial dari Presiden Jokowi. Ibaratnya seperti Indomie rebus kuah tanpa sayur. Tidak
ada sosis, bakso, telor setengah matang, bahkan tambahan sambal. Rasanya masih
otentik buatan pabrik. Mengelukannya layaknya Superman jadi pertanyaan
tersendiri.
Meski begitu, kita
patut bersyukur. Sebab Jokowi tidak ikut-ikutan memakai sempak merah di luar
seperti Superman. Coba kalau iya, waduh bisa
geger dunia persilatan. Bahkan Kapak Naga Geni 212 tidak akan mampu meredamnya.
Jadi benar tidak ada
yang spesial? Betul sekali. Sekali lagi saya tekankan, Jokowi itu sangat pas-pasan dan kurang kreatif. Misalnya
saja slogan kembali ke laut yang digadang-gadang Presiden Jokowi sebenarnya
sejak jaman bahola orang Indonesia
juga tahu. Sebagai bukti, penduduk Indonesia tahu judul lagu nenek moyangku
seorang pelaut.
Belum lagi cara ‘ngakalin’ kenaikan harga BBM yang cukup
biasa. Biar gak didemo, Jokowi
menyerahkan harga Premium ke pasar. Artinya kalau harga minyak mentah naik,
Premium ikut naik, dan ketika harga turun, harga Premium tetap. Ditambah lagi
lebih mudah cari Pertalite dibanding Premium. Coba cek di koran, tidak ada lagi
mahasiswa yang demo kenaikan BBM kan?
Soal pemberantasan
korupsi juga masih jalan di tempat. Pasalnya hukuman buat koruptor masih enteng dan gitu-gitu aja. Kalau tidak dipenjara ya didenda. Indonesia butuh
hukum yang lebih wow. Contohnya
seorang koruptor wajib memijat seratus orang perhari secara cuma-cuma. Bisa
juga nyuruh mereka membersihkan WC
umum.
Lha, kalau begitu
kenapa Jokowi dielu-elukan banyak orang? Sederhana saja, karena kualitas
pemimpin Indonesia masih banyak yang di bawah standar. Inilah penyebab pepo
sering ngomong; “saya prihatin.” Ya karena itu tadi, memang bikin prihatin.
Karena banyak yang di
bawah standar, pemimpin yang biasa-biasa saja jadi terlihat luar biasa. Saya
sendiri cukup heran, padahal Indonesia memiliki dua ratus sekian juta orang,
dan tiap lima tahun KPU rutin menggelar audisi. Tapi yang terjaring ya pemimpin
yang biasa-biasa saja macam Jokowi, sisanya di bawah standar yang sekarang nginep di KPK.
Mungkinkah para calon
pemimpin Indonesia yang berkualitas telah diculik alien? Atau jangan-jangan
mereka tengah bersiap pergi ke Mars bareng
Elon Musk? Eh, bentar. Kira-kira Mars
itu datar apa bulat ya? –Ini pertanyaan
serius. Barangkali pendukung flat earth bisa memberikan pencerahan.
Oleh karena itu, untuk
menghindari calon pemimpin yang tidak berkualitas, mulailah dengan menyimak
visi misi mereka dengan cermat. Jika perlu bandingkan. Biasanya visi misi
mereka mirip-mirip. Kira-kira bunyinya seperti ini; “ingin mewujudkan
pendidikan dan kesehatan gratis untuk masyarakat.” Kadang ada embel-embel membuka
lapangan kerja. Pokoknya dipoles sebagus dan seindah mungkin.
Sayangnya, step-by-step mewujudkan visi misi sering
tidak dijabarkan. Pantas saja ditungguin
bertahun-tahun gak pernah terwujud. Wong resep masak saja panduannya lebih
lengkap, mulai dari bahan, cara masak, saran penyajian, hingga lama waktu
pembuatan.
Selain tidak ada
panduan yang lebih detail, visi misi mereka terbilang kurang kreatif. Visi misi
sekali-kali mbok yang lebih canggihan dikit. Misalnya di bidang
komunikasi; menyamakan harga Indie Home dengan harga Speedy. Sedangkan di
bidang kesehatan bisa dengan menumpas penyakit jomblo. Ini bukan main-main lho,
WHO sendiri yang ngomong jika jomblo
itu penyakit jiwa.
Karena rata-rata visi
dan misinya yang ketinggalan jaman, mencari pemimpin yang berkualitas makin
sulit. Inilah PR bangsa Indonesia yang belum terselesaikan sampai sekarang. Dan
sampai saat ini, saya masih bertanya-tanya, siapa sih yang iseng banget ngasih PR kaya gini ke kita?
Karena itu berikanlah
kritik yang membangun kepada pemimpin yang biasa-biasa saja. Kalau bisa berikan
ucapan semangat; “cemungud ea kk” kepada
mereka. Kasihanilah mereka, jangan sampai kualitasnya yang pas-pasan turun di
bawah standar.
Ingatlah apa yang dikatakan
Patrick Star, filsuf modern sekaligus sahabat karib Spongebob; “Pemujaan yang
berlebihan itu tidak baik.” Ya, terlalu memuja seseorang memang tidak baik,
apalagi kepada pemimpin yang biasa-biasa saja.
Ditulis
oleh: Lebowski; Sumber gambar: adhi saputra
4 komentar
Write komentarAhihihi setuju dah apalagi kata-katanya Patrick yang menuju berlebihan dapat menyebabkan sakit pinggang belum lagi ditambah pemujaan terhadap harta didepan altar eh...
ReplyApakah sistem pemerintahan sebenernya sudah ada yang mengatur dan sudah ada skenarionya?
Replyya presiden jokowi sebenarnya biasa aja sih mungkin karena "kebiasaan"nya itu dia banyak dipuja orang lain
ReplyPresiden yang sederhana gan:v
ReplyEmoticonEmoticon