Kamu adalah Apa yang Kamu Makan



            Hati-hati dengan apa kamu santap. Karena apa yang kamu makan mencerminkan diri kamu yang sesungguhnya. Oh tentu ini bukan hoax, meski masih termasuk hasil mengkhayal. Saya sendiri termasuk tipe orang yang suka makan. Makan apa saja, kecuali yang harganya mahal. Ya, ini masalah prinsip saja.

            Sejak dilahirkan sampai saat ini, mungkin saya sudah makan sebanyak ratusan ribu kali. Dari pengalaman tersebut, saya mengetahui beberapa fakta penting; pertama selera makan orang itu berbeda, kedua kebanyakan makanan Indonesia memiliki banyak bumbu, ketiga nasi padang sekarang ada lagunya. Oke, skip.

            Dari asam garam kehidupan itu, saya berhasil menarik benang biru (merah itu terlalu biasa) jika kita adalah apa yang kita makan. Apa yang kamu makan mencerminkan siapa kamu sebenarnya. Agar penjelasannya lebih mudah, saya mengambil dua poin pertanyaan yaitu “Berapa kali kamu makan dalam sehari?”, “Dimana kamu makan?”
           
            1. Berapa kali kamu makan dalam sehari?

            Jawabannya sederhana; berapa banyak makanan yang kamu punya? Bayangkan saja jika kamu hanya punya satu bungkus Mie Sedapp rasa kari ayam. Maka kamu cuma bisa makan satu kali. Gak mungkin donk kamu bisa nambah Indomie rasa soto.

            Cara menambah stok makanan yaitu dengan cara membeli (bisa juga memanen, nyolong atau ngambil punya tetangga). Artinya semakin banyak kamu makan, maka semakin banyak uang yang dikeluarkan. Jumlahnya bisa semakin besar tergantung harga perporsinya.

            Soal pengeluaran makan, orang itu bisa dibagi menjadi tiga macam; brutal, lurus, dan super pelit. Misalnya kamu punya uang Rp3 juta pada tanggal satu, dan tiba-tiba tinggal Rp200 ribu keesokan harinya. Maka, kemungkinan besar uang kamu habis dicuri orang atau dipake buat nraktir teman sekantor. Brutal banget.

            Gak ada yang spesial bagi tipe lurus. Jalan lurus itu bikin ngantuk, gak ada gregetnya. Duit Rp3 juta bisa nyisa Rp1,5 juta di akhir bulan. Biasa banget kan. Beda lagi kalo super pelit. Dalam satu bulan mungkin dia bisa menghabiskan Rp300 ribu saja.

            Caranya sukup simpel, pertama numpang makan di tempat orang, kedua minum Pro Maag saat pagi dan minum X-tra Joss ketika sore. Benar-benar Jenius! Apakah kamu cukup jenius untuk jadi tipe ini?

            2. Dimana kamu makan?

            Jawaban pertanyaan ini jauh lebih serius dibanding yang pertama, walaupun pertanyaanya seserius kelihatannya. Makanan merupakan cerminan tradisi dan masyarakatnya. Jadi perhatikan makanan yang biasa kamu santap.

Misalnya saja tempe tepung. Di Jogja, makanan ini disebut gorengan tempe dan digoreng sampai kering dan renyah. Lain lagi di Banyumas dan sekitarnya yang mengenal tempe tepung dengan sebutan mendoan. Digoreng setengah matang sehingga masih klemar-klemer. Tapi soal rasa tidak kalah.

Misalnya saja tempe goreng tepung. Di Jogja, makanan ini disebut gorengan tempe dan digoreng sampai kering dan renyah. Lain lagi di Banyumas dan sekitarnya yang mengenal tempe goreng tepung dengan sebutan mendoan. Digoreng setengah matang sehingga masih klemar-klemer. Tapi soal rasa tidak kalah.

            Selain lokasi, kamu juga perlu memperhatikan rasa. Rasa emang tidak pernah bohong itu betul. Kalau makanan sebuah daerah itu cenderung manis, pasti letaknya di daerah pegunungan. Begitu juga kalau asin, letaknya pasti tidak jauh dari pantai.

            Terus bagaimana dengan makanan cepat saji macam Macdonald dan KFC. Para pemakan McD dan KFC pastilah sedang berada di kota. Bisa kota besar atau kota kecil. Karena sepengalaman penulis, yang namanya McD dan KFC tidak pernah ada di kampung-kampung. Apalagi menjorok ke pesawahan. Nda mungkinlah.

            Orang yang tinggal di kota itu suka diburu waktu. Jadi inginnya yang cepat-cepat. Itu kenapa makanan cepat saji populer di sana. Tinggal datang, makan, pulang.

            Sekarang kamu bisa cek makanan yang sering disantap. Apakah rasanya asin? Manis? Dari sini kamu bisa tahu lokasi kamu tinggal sekarang ini. Memang tidak penting sebenarnya, tapi mungkin saja kamu lagi amnesia jadi lupa sedang dimana kamu sekarang ini.

****

Analisa di atas tentu memiliki kemungkinan salah, kira-kira 80 persenlah. Sebabnya penulis itu cowok. Ingat, cowok itu selalu salah. Jadi buat kamu yang percaya, saya doakan semoga pahalanya ditambah dan segera masuk sorga, maksudnya bisa masuk sorga.

Penulis: Lebowski; Sumber gambar: Joshua Rapenneker

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »